Thursday 27 August 2015

Perbedaan Lalu Lintas di Surabaya dan Lamongan

Beda kota memang beda aturan, termasuk aturan lalu lintasnya. Sebenarnya lebih cocok disebut kebiasan daripada aturan. Saya akan mengulas pengalaman saya ketika berkendara di Surabaya dan Lamongan.

Surabaya adalah kota besar yang lalu lintasnya sangat padat dan sering macet, sedangkan Lamongan kota kecil yang lalu lintasnya lenggang dan jarang sekali ditemui macet. Berkendara di Surabaya lebih berbaya daripada di Lamongan, ada kebiasaan di wilayah Surabaya yaitu ketika di lampu merah.
Di Surabaya, banyak pengendara yang melewati zebra cross ketika lampu merah. Dan ketika lampu masih kuning (sebelum hijau) pengendara langsung berjalan. Sepertinya terkadang malah tidak ada lampu kuning, setelah merah langsung hijau. Jadi pengendara buru-buru berjalan.
Namun sisi positifnya, tidak ada yang berani menerobos lampu merah dikarenakan ramainya arus lalu lintas dari berbagai arah. Sehingga jika nekad menerobos lampu merah maka besar kemungkinan akan ditabrak pengendara lain.
Berbeda dengan di Lamongan, karena sepinya lalu lintas sangat banyak penerobos lampu merah. Bahkan lampu kuning (sebelum lampu merah) yang seharusnya menandakan kurangi kecepatan dan segera berhenti malah berubah arti menjadi lebih cepat melaju sebelum lampu merah. 
Tapi pengendara di Lamongan sangat jarang bahkan tidak ada yang melewati zebra cross.
Masalah menyeberang pun berbeda. Di Surabaya lebih mudah, kita cukup melambaikan tangan dan pengendara akan mengurangi kecepatan dan mengalah membiarkan kita menyeberang. Berbeda dengan di Lamongan, pengendaranya jarang sekali yang mau mengalah.
Demikian ulasan saya tentang sedikit perbedaan lalu lintas di Surabaya dan di Lamongan.

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah yang bijak. Komentar anda mencerminkan kehidupan anda.